Sunday 16 June 2013

Cerita 12 : OTAKMU LEBIH MINI DARI ROK MINIKU


Ku lihat seorang wanita duduk tidak nyaman berhadapan denganku di sebuah angkutan umum. Duduknya yang gelisah membuatku penasaran.

Ketika kumelihat beberapa orang yang ada di angkutan ini pun sepertinya memperhatikan hal yang sama denganku, melihat kegelisahan seorang wanita di hadapanku.

Aahh… sepertinya aku tahu apa penyebabnya. Daritadi sepertinya ia berusaha menarik-narik roknya agar memanjang, aku yakin rok itu tak akan pernah bisa jadi panjang.

Kakinya yang jenjang dan putih ingin ditunjukkan pada dunia, tapi karena sedang duduk rok yang super mini itu tampak lebih mini. Ia mungkn risih juga dengan tatapan orang-orang di angkot. Eh... tapi kakinya bagus juga. Tanpa sadar aku pun tersenyum menatap wanita tadi.

“Heh mas, nggak usah liat-liat terus!” Matanya menyiratkan kemarahan. Aku segera memalingkan wajahku dengan muka merah.

“Kalau nggak mau dilihatin, nggak usah pamer mbak,” seorang ibu nyeletuk tiba-tiba.

“Ah... dasar otak kalian aja yang mesum, dangkal, mini!” wanita itu menjawab masih dengan nada jengkel.

“Mini-an mana sama Rok nya mbak?” supir angkut pun nggak mau ketinggalan. Disambut gelak tawa seluruh penumpang angkot.

Kasihan wanita itu, maunya eksis tapi malah mempermalukan dirinya sendiri. Tapi… lumayan lah bisa lihat kaki cantik. Gratis.

***

Masih lekat dalam ingatan kita beberapa waktu yang lalu, ibukota dihebohkan oleh ucapan petingginya untuk berhati-hati bila memakai rok mini dan pasti sebagian dari sahabat BMB sudah tahu bagaimana para aktivis rok mini menanggapinya.

Pemerkosaan seorang perempuan di atas angkutan umum adalah penyebab utamanya, sang petinggi hanya ingin memperingatkan bahwa tak pantas seorang perempuan di tempat umum memakakai pakaian yang mini-mini karena akan memicu kejahatan.

Seperti tak mau disalahkan para aktivitis rok mini pun menyerang balik, bahwa kesalahan bukan pada rok mini yang dipakai perempuan tapi karena otak laki-lakinya yang berpikiran mesum. Lalu sebenarnya siapa yang pantas disalahkan? Laki-laki atau wanitanya?

Menurut pandangan saya bahwa keduanya (laki-laki dan wanita) tak mungkin dipersalahkan salah satu untuk pembenaran bagi diri sendiri karena kedua belah pihak sangat mempengaruhi.

Bukankah Allah SWT berfirman, “Katakanlah pada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya.” (QS. An-Nur: 30), ayat ini telah menegaskan bahwa laki-laki harus mampu menjaga pandangannya agar syaitan tidak merasuk ke dalam hati sehingga tidak menimbulkan ke kotoran pada hati atau pun otak.

Dan Allah SWT pun menegaskan untuk kaum hawa agar tidak mengumbar auratnya apalagi memakai rok mini dan sebagainya seperti dalam firman-Nya, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

So... keduanya telah jelas saling mempengaruhi, saling terlibat, juga ikut andil dalam setiap kejadian yang berhubungan dengan pandangan dan aurat. Sudah seharusnya kita sadari dan pahami betul apa-apa saja yang harus dijaga bukan dengan saling menyalahkan.

“Untuk perempuan-perem puan, selagi anda tidak BERTELANJANG, atau hanya memakai PAKAIAN DALAM di jalanan, tetaplah memakai apapun yg kau suka, selagi itu membuatmu merasa nyaman, membuatmu percaya diri, dan membuatmu merasa positif dalam berpikir ataupun mengerjakan sesuatu.” (Kutipan dari tulisan seorang wanita)

Sungguh, apabila para wanita menyadari bahwa agama Allah telah mengatur wanita sedemikian rupa karena Dia begitu sayang dan ingin menjaga izzah iffah para wanita. Bukan untuk mengekang wanita sehingga tidak bisa percaya diri atau sampai tidak bisa berpikir positif.

Dan bukan juga karena otak para lelaki yang kotor, mesum atau lebih mini dari rok mini, sehingga mereka tertarik pada wanita yang sedang pameran aurat, tapi karena Allah SWT telah memberikan hal itu sebagai ujian bagi para lelaki sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW bahwa wanita adalah sumber fitnah terbesar.

Jadi janganlah kita saling menyalahkan, merasa bahwa diri tidak bersalah. Tapi tengoklah diri kita, perbaiki apa yang harus kita perbaiki, yang wanita mari kita jaga aurat kita agar tidak mengundang nafsu kaum adam, dan tentu saja bagi kaum laki-laki hendaklah menjaga pandangan agar ketika ada wanita yang sudah teracuni jaman dengan memamerkan aurat, tidak teracuni oleh syaitan.

No comments:

Post a Comment