Imam Ahmad
bin Suraij adalah seorang pakar fikih di zamannya. Beliau memiliki
aktifitas membahas dan menganalisa berbagai masalah fikih bersama
beberapa orang ahli fikih. Kebetulan, tempat diskusi ilmiah Ibnu Suraij
bersebelahan dengan tempat Imam Junaid mengadakan zikir bersama
pengikutnya. Ibnu Suraij dan teman-temannya merasa terganggu dengan
kebisingan yg dilakukan oleh jamaah Imam Junaid.
Dalam sebuah kesempatan berjumpa, Ibnu Suraij menyampaikan hal ini kepada Imam Junaid, "Suara keras kalian saat dzikir mengganggu diskusi kami membahas ilmu."
Imam Junaid menjawab, "Sebaiknya yg tetap terus dilangsungkan adalah kegiatan yg paling mendekatkan diri pada Allah."
Ibnu Suraij berkata, "Jika seperti itu keputusannya, kegiatan kami yg harus tetap dipertahankan, karena lebih mendekatkan diri pada Allah."
"Kegiatan yg kalian lakukan justru merugikan kalian dan tidak mendatangkan manfaat. Karena umumnya, kalian hanya melihat hukumnya Allah bukan Allahnya." bantah Imam Junaid.
"Aku ingin bukti." tandas Ibnu Suraij.
Imam Junaid kemudian menyuruh satu orang yg ada di dekatnya, "Wahai fulan, ambillah batu itu. Lemparkanlah ke orang-orang yg sedang berdzikir!"
Kemudian orang tersebut melempar batu yg dia ambil. Tak lama terdengar, jamaah Imam Junaid berteriak "Allah, Allah."
"Sekarang ambillah batu yg lain dan lemparkanlah ke orang-orang yg sedang membahas ilmu!" perintah Imam Junaid ke orang yg sama.
Dilemparlah batu ke arah majelis Ibnu Suraij. Orang-orang yg sedang membahas ilmu itu dengan nada marah berteriak, "Haram bagimu, haram bagimu."
Ibnu Suraij akhirnya mengakui, "Kebenaran ada padamu wahai Abu Qasim."
*Kisah ini bukan untuk menyatakan pembahasan ilmu lebih rendah dari dzikir. Bukankah Imam Syafi'i mengatakan membahas ilmu lebih baik dari sholat sunah.
Tetapi sebagai kritikan kepada para pembahas ilmu, agar jangan hanya fokus membahas hukum dan syariat Allah tetapi justru melupakan Allah dan tidak mengamalkan apa yg dipelajarinya.
Dalam sebuah kesempatan berjumpa, Ibnu Suraij menyampaikan hal ini kepada Imam Junaid, "Suara keras kalian saat dzikir mengganggu diskusi kami membahas ilmu."
Imam Junaid menjawab, "Sebaiknya yg tetap terus dilangsungkan adalah kegiatan yg paling mendekatkan diri pada Allah."
Ibnu Suraij berkata, "Jika seperti itu keputusannya, kegiatan kami yg harus tetap dipertahankan, karena lebih mendekatkan diri pada Allah."
"Kegiatan yg kalian lakukan justru merugikan kalian dan tidak mendatangkan manfaat. Karena umumnya, kalian hanya melihat hukumnya Allah bukan Allahnya." bantah Imam Junaid.
"Aku ingin bukti." tandas Ibnu Suraij.
Imam Junaid kemudian menyuruh satu orang yg ada di dekatnya, "Wahai fulan, ambillah batu itu. Lemparkanlah ke orang-orang yg sedang berdzikir!"
Kemudian orang tersebut melempar batu yg dia ambil. Tak lama terdengar, jamaah Imam Junaid berteriak "Allah, Allah."
"Sekarang ambillah batu yg lain dan lemparkanlah ke orang-orang yg sedang membahas ilmu!" perintah Imam Junaid ke orang yg sama.
Dilemparlah batu ke arah majelis Ibnu Suraij. Orang-orang yg sedang membahas ilmu itu dengan nada marah berteriak, "Haram bagimu, haram bagimu."
Ibnu Suraij akhirnya mengakui, "Kebenaran ada padamu wahai Abu Qasim."
*Kisah ini bukan untuk menyatakan pembahasan ilmu lebih rendah dari dzikir. Bukankah Imam Syafi'i mengatakan membahas ilmu lebih baik dari sholat sunah.
Tetapi sebagai kritikan kepada para pembahas ilmu, agar jangan hanya fokus membahas hukum dan syariat Allah tetapi justru melupakan Allah dan tidak mengamalkan apa yg dipelajarinya.
No comments:
Post a Comment